SISTEM MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM IPA
Pentingnya Mutu Laboratorium
§ Definisi kualitas/mutu
Kualitas/mutu dapat didefinisikan sebagai suatu ketelitian, kehandalan, dan
ketepatan waktu dalam melaporkan hasil tes.
Hasil tes laboratorium harus seakurat mungkin, semua aspek yang menyangkut
pengoperasian laboratorium harus diakui, dan pelaporannya harus tepat waktu
karena banyak digunakan dalam lingkungan kesehatan publik dan klinis.
§ Tingkat ketelitian yang diperlukan
Ketika melakukan pengukuran, selalu ada beberapa tingkat ketidaktepatan.
Tantangannya adalah bagaimana mengurangi tingkat ketidaktepatan sebanyak
mungkin, dengan mengingat keterbatasan sistem pengujian. Pada tingkat
ketelitian 99% mungkin pada awalnya dapat diterima, tetapi kesalahan 1% yang
dihasilkan dapat menjadi sangat besar dalam sistem di mana banyak peristiwa
terjadi, seperti dalam pengujian laboratorium.
§ Dampak negatif kesalahan laboratorium
Laboratorium menghasilkan hasil tes yang banyak digunakan dalam klinis dan
lingkungan kesehatan publik, dan hasil kesehatan tergantung pada keakuratan
pengujian dan pelaporan. Jika hasil yang disediakan tidak akurat,
konsekuensinya bisa sangat signifikan, termasuk :
- Pengobatan yang sia-sia
- Kesulitan dalam pengobatan
- Kegagalan dalam memberikan perawatan
yang tepat
- Penundaan dalam diagnosis yang benar
- Tambahan dan tes diagnostik yang
tidak perlu.
Konsekuensi ini mengakibatkan korban
waktu dan usaha personil, begitupun dengan pasien mengeluarkan biaya yang
banyak.
§ Meminimalisir kesalahan laboratorium
Untuk mencapai tingkat tertinggi
dari keakuratan dan kepercayaan, maka penting untuk melakukan semua proses dan
prosedur di laboratorium dengan cara yang terbaik. Laboratorium adalah sistem
yang kompleks, melibatkan banyak langkah kegiatan dan banyak orang.
Kompleksitas sistem ini membutuhkan proses yang banyak dan prosedur harus
dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, model sistem manajemen mutu, sangat
penting untuk mencapai kinerja laboratorium yang baik.
§ Sekilas tentang model sistem manajemen mutu
Ketika semua prosedur laboratorium dan proses tersebut akan disusun dalam
struktur yang dapat dimengerti dan diterapkan, kesempatan untuk memastikan
bahwa semua dikelola dengan baik juga meningkat. Model mutu di sini digunakan
untuk mengatur semua kegiatan laboratorium menjadi 12 sistem mutu yang penting.
Sistem mutu yang penting ini adalah seperangkat dari kegiatan yang
dikordinasikan yang berfungsi seperti balok bangunan untuk manajemen mutu.
Masing-masing harus diatasi jika peningkatan kualitas laboratorium secara keseluruhan
yang ingin dicapai. Model sistem manajemen dikembangkan oleh CLSI, dan
sepenuhnya sesuai dengan standar ISO.
Menjamin keakuratan dan keandalan
seluruh jalur alur kerja tergantung pada manajemen yang baik.
1.
Organisasi Laboratorium
Laboratorium memiliki struktur organisasi yang setiap
anggotanya memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing. Kepala sekolah dalam
organisasi laboratorium memiliki tugas dan fungsi sebagai penanggungjawab.
Kepala sekolah dan kepala laboratorium memiliki hubungan hierarki dalam
struktur organisasi laboratorium. Dalam struktur organisasi laboratorium juga
ada teknisi dan laboran yang masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsi
dalam laboratorium.
2. Personal
Aspek personal dalam manajemen mutu berkaitan dengan
kompetensi dari setiap tenaga yang ada di laboratorium. Kompetensi yang harus
dimiliki setiap kepala laboratorium, teknisi, dan laboran mengacu pada standar
pemerintah No. 26 Tahun 2008. Adapun kompetensi yang harus dimiliki antara
lain:
- kompetensi kepribadian
- kompetensi sosial
- kompetensi manajerial
- kompetensi administratif
- kompetensi profesional
3. Equipment
Equipment dimaksud disini adalah peralatan yang ada di
laboratorium. Adapun peralatan di laboratorium yaitu tabung reaksi, cawan
petri, pipet tetes, pengaduk, gelas ukur, spiritus, dan segala alat yang biasa
dipakai dalam praktikum.
4.
Information management
Informasi dibedakan berdasarkan sifatnya ada 2 yaitu
akuntabilitas dan responsibilitas. Informasi yang bersifat akuntabilitas adalah
informasi yang arahnya vertikal (keatas). Informasi yang bersifat akuntabilitas
dapat dikatakan administratif. Informasi yang bersifat responsibilitas adalah
informasi yang arahnya horizontal (kiri-kanan dan bawah). Informasi yang
responsibilitas ini dapat dikatakan bersama. Saat memanajemen informasi yang
ada di laboratorium harus bisa membedakan antara informasi yang bisa dibagikan
ke publik dengan informasi yang tidak bisa dibagikan ke publik. Sebagai contoh,
kita tidak boleh memberitahukan informasi tentang dimana membeli zat-zat kimia
yang sifatnya terlarang karena dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu
untuk kepentingan kriminal. Selain itu, kita sebaiknya melaporkan aliran dana
yang ada di laboratorium kepada anggota organisasi laboratorium saja.
5. Proses
Pengendalian
Proses pengendalian lebih menekankan pada penggunaan
bahan yang berbahaya terhadap praktikum terutama limbah. Setiap laboratorium
harus memiliki tempat pembuangan limbah hasil praktikum. Sebaiknya limbah
dibuang di tempat sampah yang berbeda-beda sesuai jenis limbahnya agar tidak
terjadi kontaminasi ataupun kecelakaan yang dapat membahayakan keselamatan
orang-orang yang ada di laboratorium. Terkait penggunaan bahan yang berbahaya
dalam praktikum sebaiknya diganti dengan bahan yang lebih aman bagi keselamatan
praktikan akan tetapi fungsinya sama.
6.
Purchasing and Inventory
Sebelum membeli barang untuk laboratorium sebaiknya di
data dahulu alat dan bahan yang ada di laboratorium. Alat dan bahan yang ada
dicek kelayakannya dan jumlahnya. Apabila stok alat atau bahan tinggal sedikit
sebaiknya cepat-cepat dibeli atau dipesan sebelum praktikum dilaksanakan agar
tidak menghambat keterlaksanaan praktikum. Inventarisasi alat dan bahan harus
terus dilakukan dan dicatat sebagai laporan kepada kepala laboratorium.
Inventarisasi yang baik dapat menunjang kemajuan laboratorium.
7. Document
and Record
Dokumen yang ada di laboratorium meliputi berita acara
serta dokumen-dokumen kegiatan yang ada di laboratorium. Perekaman berkaitan
dengan alat yang dipakai di laboratorium. Setiap kegiatan di laboratorium harus
terdokumentasi dengan baik sebagai pertanggungjawaban dalam mengelola
laboratorium.
8. Occurred
Management
Manajemen terkait penyimpangan di laboratorium
ditekankan pada antisipasi. Keamanan dan keselamatan di laboratorium harus
dibuat standar operasional prosedur (SOP).
9.
Assesment
Penilaian merupakan target ketercapaian untuk setiap
jenis layanan yang ada di laboratorium. Setiap kegiatan yang ada di
laboratorium haruslah dievaluasi atau dimonitoring.
10. Facility
and Safety
Fasilitas yang mendukung keselamatan kerja di
laboratorium antara lain: ventilasi, lemari asam, alat pemadam kebakaran,
aliran listrik, aliran air, dan sebagainya. Selain itu, gunakanlah baju lab,
masker dan sarung tangan saat praktikum guna perlindungan diri dari bahaya zat
ataupun alat.
11. Customer
service
Kerja customer service adalah piket terhadap
kebersihan dan pelayanan yang ada di laboratorium. Sekolah yang laboratoriumnya
tidak memiliki customer service bisa meminta siswa untuk membantu saat ada
praktikum akan tetapi tidak mengganggu aktivitas belajar siswa tersebut.
12. Process
improvement
Proses kemajuan terhadap laboratorium dapat dilakukan
dengan cara merefleksi setiap kegiatan yang ada di laboratorium. Refleksi ini
sangat penting dilakukan guna kemajuan laboratorium. Tanamkanlah prinsip: Hari
ini lebih baik dari hari kemarin.Berdasarkan tulisan di atas, penulis ingin menanyakan:
1. Ruangan yang seperti apa yang bisa dikatakan sebagai laboratorium IPA?
2. Apakah semua laboratorium itu sama penggunaan alat dan bahannya?
3. Bagaimana cara penggunaan laboratorium di sekolah dan laboratorium selain sekolah, seperti di Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, dll?
= = = = =Sekian= = = = =